Di Balik Sampul Buku
Hujan turun rintik-rintik saat Fira memutuskan membereskan lemari tua di ruang tamu rumah neneknya. Buku-buku berdebu, kartu pos dari tahun entah berapa, dan... satu buku bersampul biru langit yang langsung membuatnya berhenti.
“100 Kisah Petualangan Dunia”
Buku itu milik masa SD-nya. Saat dibuka, satu kertas lipat kecil jatuh dari dalamnya.
Tulisan tangan khas anak-anak terpampang di sana:
“Kalau kamu nemu surat ini, berarti kamu masih inget aku.
Aku suka kamu dari kelas 3, tapi nggak berani bilang.
Semoga kita bisa naik sepeda bareng lagi kayak dulu.Dari: Arga (yang duduk di sebelah kamu, tapi deg-degan tiap kamu nanya PR)”
Fira terkesiap. Arga. Nama yang dulu mewarnai masa kecilnya. Mereka dulu sering main bareng, bahkan pernah pura-pura nikah di bawah pohon jambu belakang sekolah. Tapi setelah lulus SD, Arga pindah dan mereka kehilangan kontak.
Jantung Fira berdebar aneh. Ia menatap tulisan itu sambil tersenyum kecil — antara geli dan hangat.
Tiba-tiba notifikasi ponselnya berbunyi. Pesan masuk dari grup alumni SD.
"Guys, Arga baru balik ke kota! Katanya pengen reuni kecil-kecilan minggu depan!"
Fira menatap lagi surat kecil itu, lalu menggenggamnya pelan.
Kadang cinta masa kecil cuma jadi memori manis. Tapi siapa tahu… kali ini, kisahnya bisa berlanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar