Mau menulis fiksi apa non fiksni nih.
Dalam dunia menulis, ada dua jalur utama yang sering jadi pilihan: fiksi dan nonfiksi. Sama-sama butuh ide dan kata-kata, tapi cara menyampaikannya beda jauh. Nah, kalau kamu baru mulai menulis, penting banget kenal dua jenis ini biar tahu kamu lebih cocok yang mana — atau mungkin keduanya?
Jadi menulis fiksi, bisa saja sekedar cerita hayalan dan penuh rekaan. Namun, ceritanya tetap punya kaitan dengan kisah yang ada dalam kehidupan keseharian.
1. Fiksi: Dunia Bebas Tak Terbatas
Fiksi itu cerita karangan. Bisa tentang cinta, misteri, petualangan, fantasi, kehidupan sehari-hari — apapun! Kamu bebas menciptakan tokoh, tempat, bahkan dunia baru sekalipun.
Ciri-ciri menulis fiksi:
-
Ada tokoh, konflik, dan alur cerita.
-
Butuh imajinasi kuat.
-
Nggak harus terjadi di dunia nyata.
-
Emosi pembaca jadi fokus utama.
Contoh tulisan fiksi:
-
Cerpen, novel, puisi naratif, cerita fantasi, fanfiction.
Tips menulis fiksi:
-
Mulai dari "apa yang terjadi jika…?"
-
Buat karakter yang punya tujuan dan rintangan.
-
Tunjukkan perasaan lewat tindakan, bukan cuma narasi.
-
Jangan takut aneh — justru itu yang bikin menarik.
2. Nonfiksi: Cerita dari Fakta dan Realita
Nonfiksi adalah tulisan berdasarkan kenyataan. Kamu menulis berdasarkan data, pengalaman nyata, atau opini yang bisa dipertanggungjawabkan.
Ciri-ciri menulis nonfiksi:
-
Fakta jadi pondasi utama.
-
Bisa personal (seperti esai) atau informatif (seperti artikel).
-
Lebih banyak menjelaskan, bukan bercerita.
-
Gaya bahasa bisa serius, bisa santai tergantung audiens.
Contoh tulisan nonfiksi:
-
Artikel, blog, biografi, catatan perjalanan, opini, esai.
Tips menulis nonfiksi:
-
Tentukan topik yang kamu kuasai atau alami sendiri.
-
Riset kalau perlu, terutama untuk tulisan informatif.
-
Jaga kejelasan dan struktur tulisan.
-
Tambahkan sentuhan pribadi biar nggak kaku.
Fiksi atau Nonfiksi, Mana yang Lebih Bagus?
Jawabannya: Tergantung kamu. Ini bukan soal mana yang lebih bagus, tetapi mana yang lebih pas buatmu.
-
Kalau kamu suka mengarang dan bermain imajinasi, fiksi bisa jadi tempat bermainmu.
-
Kalau kamu lebih suka berbagi pengalaman nyata atau menjelaskan sesuatu, nonfiksi bisa jadi ladang idemu.
Tapi yang paling seru? Gabungkan dua-duanya. Misalnya:
-
Nulis esai nonfiksi yang gayanya seperti bercerita.
-
Bikin fiksi yang terinspirasi dari pengalaman pribadi.
Tapi sebenarnya nih, mau tulisan fiksi atau nonfiksi, intinya sama: menyampaikan sesuatu yang bermakna. Cerita itu yang satu lewat imajinasi, yang satu lewat kenyataan. Jadi nggak juga harus buru-buru milih mana yang pas. Cobain dan berlatih aja dulu dua-duanya. Tulis dengan jujur dan nikmati prosesnya. Sampai suatu saat akan kaget sendiri dengan hasilnya.
Selamat menulis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar